Makna cincin kawin di jari manis
Ilustrasi. Pemasangan cincin kawin di jari manis kini telah menjadi standar. (iStock/saiva)
Di mana pun lokasinya, namun pemasangan cincin kawin di jari manis tampaknya kini telah menjadi standar. "Jari manis adalah salah satu yang dipertahankan oleh kebanyakan orang," ujar Selle.
Penempatan cincin kawin di jari manis tentu tak sembarangan. Hal ini bisa ditelusuri ke masa lampau.
Menurut kepercayaan orang Romawi Kuno, jari manis diyakini memiliki pembuluh darah yang terhubung langsung ke jantung. Jantung sendiri kerap diidentikkan dengan pusat emosi, termasuk salah satunya cinta.
"Jadi, jantung [sebagai pusat emosi] kekasih akan terhubung lewat cincin yang melingkar di jari manis," ujar Selle.
Kondisi ini membuat orang Romawi Kuno menyebut jari manis sebagai 'vena amoris' atau 'vena cinta'.
Penempatan cincin di jari manis dilakukan demi memperkuat cinta antara kedua orang dalam pernikahan.
Cincin di jari manis juga menandakan romansa yang dibagikan oleh pasangan yang baru menikah.
Seiring berjalannya waktu, pengetahuan berkembang pesat. Faktanya, tak ada pembuluh darah sebagaimana yang dimaksudkan oleh orang-orang Romawi Kuno.
Namun demikian, tradisi mengenakan cincin pernikahan di jari manis tetap berlangsung hingga saat ini.
(Klik pada gambar untuk lihat)
PENYAKIT TANGAN, KAKI DAN MULUT (HFMD) 1. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut (Hand Foot Mouth Disease, HFMD) yang lazimnya berlaku di kalangan kanak-kanak berusia kurang daripada 10 tahun. Ianya disebabkan oleh virus daripada kumpulan enterovirus yang tergolong di dalam keluarga picornavirus. Sebanyak 67 serotypes manusia yang terdiri daripada 3 serotypes poliovirus, 23 serotypes Coxsackie A, 6 serotypes Coxsackie B, 31 serotypes Echovirus dan enterovirus 68 hingga 71. Daripada kumpulan enterovirus tersebut, majoriti jangkitan adalah disebabkan oleh Coxsackie Virus A16 dan Enterovirus 71 (EV 71). 2. Kebiasaannya gejala HFMD adalah ringan (mild) dengan simptom demam diikuti ruam melepuh (blister) pada tangan, kaki, mulut dan lidah. Kanak-kanak juga boleh mengalami gejala jangkitan saluran pernafasan, muntah, cirit birit dan kurang selera makan. Kes HFMD yang disebabkan oleh jangkitan virus EV71 boleh meningkatkan risiko untuk mendapat komplikasi seperti encephalitis dan myocarditis. 3. Virus penyebab HFMD boleh terdapat di dalam kerongkong dan najis dan merebak melalui melalui sentuhan terus dengan air liur dan najis mereka yang berpenyakit. Penyakit ini cepat menular di kalangan kanak-kanak. Ia menjangkiti semua golongan umur tetapi majoriti kanakkanak berumur bawah 6 tahun adalah lebih berisiko. Tempoh inkubasi adalah antara 3-5 hari dan masa yang paling berisiko untuk menjangkiti orang lain adalah ketika sebelum dan selepas gejala timbul. Kanakkanak yang dijangkiti penyakit HFMD boleh menjadi punca jangkitan sehinggalah ruamnya kering. Majoriti kes mengalami gejala ringan dan sembuh dalam masa 5-7 hari.4. Langkah-langkah pencegahan dan kawalan yang telah diambil oleh Jabatan Kesihatan Negeri adalah seperti berikut: i. Membuat siasatan ke atas setiap kes dan kluster yang dilaporkan supaya tindakan kawalan dan pencegahan dapat dilakukan. ii. Memastikan semua Tadika, Taska dan Pra-Sekolah yang terlibat di dalam kluster HFMD ditutup selama 10 hari untuk tujuan memutuskan rantai jangkitan serta untuk tujuan pembersihan dan basmi kuman. iii. Mengedarkan ’Garispanduan pengendalian kanak-kanak di Taska dan Pra-Sekolah’ kepada semua Pusat Penjagaan dan Pra-Sekolah. iv. Meningkatkan pemantauan penyakit HFMD di seluruh daerah dengan memastikan pegawai perubatan yang merawat kes di peringkat hospital dan klinik kesihatan untuk melaporkannya. v. Meningkatkan kerjasama dengan premis perubatan swasta untuk melaporkan kes. vi. Mengedarkan nasihat kepada tadika. Taska atau pra sekolah yang terlibat. Nasihat tersebut seperti yang dilampirkan.
Secara tradisi, cincin pertunangan dipakai di jari manis tangan kiri.
Namun ternyata tradisi ini bukan tanpa sebab, lho!
Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat Romawi, Mesi, dan Yunani Kuno.
Dahulu kala, masyarakat yang berada di negara tersebut percaya kalau jari manis memiliki pembuluh darah yang terhubung dari jari manis kiri ke jantung, yakni vena amoris.
Vena amoris tersebut disebut juga Vein of love atau pembuluh darah cinta.
Itulah mengapa pasangan mengenakan cincin tunangan di jari manis kiri karena dianggap terhubung ke jantung, tempat semua perasaan cinta berkembang.
Akan tetapi, tidak semua pasangan menggunakan cincin tunangan di kiri.
Ada beberapa negara di Eropa Timur dan Utara memakai cincin tunangan di jari manis tangan kanan.
Sebagian pasangan di kebudayaan lain menggunakan cincin yang sama untuk bertunangan dan menikah.
Jadi cincin tunangan tersebut akan berpindah jari saat sudah menikah.
Namun, ada pula calon pengantin wanita yang penggunaan cincin tunangan dan cincin kawin berbeda.
Bahkan beberapa tradisi juga memperbolehkan wanita menumpuk cincin pernikahan di atas cincin tunangan.
Misalnya, mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan di jari manis sebelah kiri.
Di jari apa sebaiknya mengenakan cincin kawin dan cincin tunangan? Tidak ada aturan yang baku dan pasti, namun beberapa hal di bawah ini dapat dijadikan pertimbangan.
Konon katanya, di jari manis sebelah kiri ada pembuluh darah yang mengalir langsung menuju jantung. Simbolisme inilah yang membuat pengantin di negara barat biasanya menggunakan cincin pernikahan di jari manis sebelah kiri, agar yang terkasih selalu dekat di hati. Orang Romawi kuno menyebutnya, vena amoris, atau vein of love. Namun rupanya, ilmu anatomi manusia membuktikan bahwa tiap jari sebenarnya memiliki nadi yang mengarah ke jantung. Uniknya, walaupun simbolisme tersebut terbukti tidak ilmiah, mengenakan cincin di jari manis rupanya tetap diadopsi oleh penduduk dunia secara global.
Pilihan ini dapat berbeda untuk setiap negara dan budaya. Di negara barat, biasanya digunakan di jari manis sebelah kiri. Di Indonesia, kebanyakan cincin kawin dikenakan di tangan kanan, karena dianggap lebih sopan. Namun kini, banyak pengantin Indonesia yang sudah mengikuti budaya barat dan menggunakan cincin mereka di jari manis sebelah kiri. Menurut Bridestory, sebenarnya tidak ada aturan salah atau benar dalam hal ini. Anda tentu dapat memutuskan apa yang dirasa paling nyaman dan baik.
Terkadang ada beberapa pengantin yang memilih jari tertentu untuk alasan kepraktisan. Misalnya, seorang wanita yang merupakan pembuat kue dan sering bekerja dengan tangan kanan, sehingga mengenakan cincin di jari tersebut seringnya mengganggu. Jadi ia mengenakan cincin tersebut di sebelah kiri. Atau misalkan, ada wanita lain yang setelah memiliki anak tidak muat lagi mengenakan cincin kawinnya di jari manis kanan, namun di tangan kiri muat, jadi ia mengenakannya di jari tersebut.
Namun yang bisa dipastikan, mengenakan cincin di jari manis entah kanan atau kiri biasanya merupakan sebuah pertanda bahwa orang tersebut sudah berada dalam hubungan yang berkomitmen.
Apabila Anda dan pasangan memiliki cincin tunangan bersama, banyak yang memutuskan untuk mengenakan cincin tersebut bersama-sama di jari manis sebelah kiri dan kemudian mengenakan cincin pernikahan di jari manis kanan. Jika sang mempelai wanita dipinang menggunakan cincin berlian, biasanya cincin tersebut didaratkan di jari manis kiri. Banyak pula pengantin yang menumpuk cincin pernikahan dan cincin tunangan mereka di salah satu jari, mengikuti budaya barat. Sekali lagi, pilihan ini tidak bersifat baku, jadi tentu Anda dapat memilih apa yang dirasa paling nyaman!
Konon katanya, menggunakan cincin tanpa komitmen di jari manis adalah kurang pantas atau pamali karena dapat membawa sial bagi sang pengguna cincin. Namun di luar mitos atau takhayul apapun, mengenakan cincin apapun di jari manis biasanya berarti sang pemakai cincin sudah dalam hubungan berkomitmen, yang dapat menjadi bumerang jika Anda justru sedang berusaha untuk mencari pasangan.
Karena praktis dan nyaman, banyak pasangan jarang sekali melepas cincin dan justru mengenakannya sepanjang waktu. Namun mengenakan cincin setiap saat dapat berisiko merusak cincin tersebut apalagi jika kegiatan sehari-hari Anda tergolong aktif. Entah logam tergores, permata tergores atau dudukan batu menjadi longgar, kerusakan ini dapat terjadi jika mengenakan cincin setiap saat. Lepaskan cincin ketika hendak membersihkan rumah, mandi, atau melakukan kegiatan aktif lainnya. Jangan lupa pula untuk membersihkannya secara berkala!
Jakarta: Polisi menangkap kaki tangan bandar narkotika jaringan internasional Fredy Pratama berinisial MM. Anak buah Fredy itu berperan sebagai operator peredaran narkoba di wilayah Jakarta, Surabaya, dan Bali. Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa membenarkan adanya penangkapan terhadap kaki tangan Fredy tersebut. Ia menjelaskan penangkapan dilakukan oleh jajaran Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis, 3 Oktober 2024 "Benar telah ditangkap MM selaku operator peredaran narkoba jaringan Fredy Pratama untuk wilayah Jakarta, Surabaya dan Bali oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel," kata Mukti dalam keterangan tertulis, Rabu, 23 Oktober 2024.
Mukti mengapresiasi keberhasilan Polda jajaran, khususnya Dirresnarkoba Polda Kalsel yang berhasil memberantas peredaran narkoba. Termasuk mengungkap jaringan Fredy Pratama hingga ke akar-akarnya.
"Sesuai arahan Kabareskrim Polri, jangan pernah berhenti dengan menangkap pelaku dan pengedar narkoba. Tapi kejar sampai aset-asetnya. Hanya dengan memiskinkan mereka kita bisa melindungi masyarakat dari bahaya narkoba," ucap jenderal polisi bintang satu itu.
Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Winarto menjelaskan anak buah Fredy Pratama itu berhasil ditangkap oleh tim Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Kalsel di sebuah rumah di Jalan Cengkeh Raya, Banjarmasin Utara. Saat penangkapan, polisi menemukan alat hisap dan bukti 0,02 gram sabu yang diduga digunakan MM.
Winarto menjelaskan penangkapan MM dilakukan berkat keterangan tersangka yang ditangkap sebelumnya berinisial AR di salah satu hotel di Banjarmasin Utara, pada Kamis, 26 September 2024. Dari hasil penangkapan itu, Tim Subdit 3 Ditresnarkoba Polda Kalsel menemukan barang bukti 9,1 kilogram sabu dari tas pelaku yabg dipisahkan ke dalam 8 paket ukuran besar dan 13 paket ukuran kecil.
Winarto menyebut pelaku AR mengaku mengedarkan sabu yang didapat dari pelaku lain berinisial MM. Setelah didalami terungkap bahwa MM adalah kaki tangan Fredy Pratama alias Miming. Fredy masih buron hingga saat ini.
"MM berperan sebagai operator peredaran narkotika di tiga wilayah, Jakarta, Surabaya, dan Bali," ungkap jenderal polisi bintang dua itu.
Kemudian, polisi melakukan pengembangan dan diketahui adanya rencana pengiriman sabu yang diatur oleh MM menggunakan satu unit mobil Mitsubishi Triton. Winarto menyebut tim Polda Kalsel langsung melakukan pengejaran hingga akhirnya berhasil ditemukan di Jalan Hasan Basri, Banjarmasin Utara, pada Selasa, 8 Oktober 2024 sekitar pukul 01.00 Wita.
Winarto mengatakan dari hasil pengejaran itu, berhasil menangkap dua pelaku yang bertugas sebagai kurir yakni AW dan JB. Selain itu, dari mobil tersebut ditemukan barang bukti 50 paket sabu dengan kemasan plastik teh China bertuliskan Guanyinwang.
"Yang disembunyikan di bunker di dalam kursi belakang dengan berat total 51,3 kilogram lebih," beber dia.
Selain itu, petugas juga turut menyita pil ekstasi yang ditemukan sebanyak 9.560 butir. Dengan rincian 4.552 butir berlogo Rolls Royce dan 5.008 butir berlogo Burung Hantu.
Tak hanya itu, polisi juga menangkap MR yang berperan sebagai pembuat bunker di mobil Triton untuk tempat penyimpanan sabu. Winarto mengatakan pengembangan kembali dilakukan hingga akhirnya mendapati pelaku lain berinisial SA di wilayah Banua Anyar, Banjarmasin Timur, pada Kamis, 10 Oktober 2024.
SA ditangkap di sebuah rumah yang diduga merupakan tempat penyimpanan sabu milik jaringan Fredy Pratama. Dari gudang tersebut penyidik juga menyita 10 paket besar sabu dengan berat total 10,3 kilogram lebih.
Total ada enam tersangka ditangkap berinisial AR, MM, AW, JB, MR, dan SA. Mereka dijerat Pasal 114 ayat 2, Pasal 112 ayat 1 , Pasal 112 ayat 2, dan Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Cincin telah lama menjadi simbol janji suci pernikahan. Prosesi tukar cincin saat pernikahan jadi momen romantis yang ditunggu banyak pasangan.
Cincin seolah menjadi simbol bersatunya dua insan manusia atas nama cinta. Namun, hingga saat ini tampaknya masih banyak orang yang bingung cincin pernikahan harus dipakai di jari mana.
Sejarah cincin kawin sendiri bisa ditelusuri dari zaman Mesir Kuno. Mengutip Reader's Digest, para arkeolog menemukan bukti dalam hieroglif yang memperlihatkan bahwa pengantin wanita di masa itu akan memakai cincin kawin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara historis, berbagai dokumentasi memperlihatkan cincin kawin dikenal di setiap jari, bahkan ibu jari sekali pun.
"Cincin kawin telah didokumentasikan dikenakan di setiap jari, bahkan ibu jari," ujar ahli perhiasan Stephanie Selle, mengutip Brides.
Namun memang, pada saat ini kebanyakan orang mengenakannya di jari manis. Sementara lokasinya berbeda-beda, baik di tangan kanan ataupun kiri.
Pada dasarnya, pilihan untuk menempatkan cincin kawin di tangan kiri atau kanan tergantung pada budaya masing-masing daerah.
Pada sebagian besar budaya Barat, cincin pernikahan umumnya digunakan di jari manis tangan kiri. Mengutip Brightside, tradisi ini terbilang baru karena baru muncul pada awal abad ke-18. Sebelumnya, cincin kawin biasa dipakai di tangan kanan.
Tangan kanan dianggap sebagai tangan dominan, sedangkan tangan kiri sebagai non-dominan. Penempatan cincin di tangan kiri menjadi tanda rasa hormat istri pada suami, yang kala itu tak mengenakan cincin kawin.
Sementara di Indonesia dan beberapa negara lain seperti India, Jerman, Spanyol, dan Rusia, cincin kawin justru digunakan di tangan kanan.
Orang Romawi Kuno percaya bahwa tangan kiri tak dapat diandalkan dan tak mendatangkan kebahagiaan.