Kereta Whoosh Jakarta Jogja Berapa Jam

Kereta Whoosh Jakarta Jogja Berapa Jam

Pemerintah Indonesia melalui PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) secara resmi telah meluncurkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung pada 2 Oktober 2023.

Inovasi besar di bidang transportasi ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara kedua kota besar tersebut.

Proyek ambisius ini tidak hanya menandai kemajuan teknologi transportasi di Indonesia, tetapi juga membawa banyak manfaat bagi masyarakat dan perekonomian negara.

Kereta cepat Jakarta - Bandung ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 3 Tahun 2016. Dalam pengembangannya, KCIC beroperasi tanpa bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun jaminan Pemerintah Indonesia.

Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh diperoleh dari dana pinjaman China Development Bank 75 persen (75%), sementara 25 persen (25%) merupakan setoran pemegang saham, yaitu gabungan dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) (60%) dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd. (40%), mengutip laman resmi KCIC.

Kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang diberi nama Whoosh menjadi layanan kereta api cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara. Kereta ini dirancang dengan memiliki kecepatan maksimal hingga 350 km per jam, menggunakan mesin generasi terbaru CR400AF.

Dengan Whoosh (Waktu Hemat, Operasi Optimal, dan Sistem Hebat), perjalanan antara kota Jakarta dan Bandung bisa ditempuh dalam estimasi waktu hanya sekitar 40 menit.

Sebuah lompatan besar dalam transportasi karena Jakarta-Bandung biasanya memerlukan waktu tempuh sekitar 3-4 jam dengan kendaraan bermotor, tergantung kondisi lalu lintas.

Kereta cepat ini menawarkan 3 kelas dengan kapasitas hingga 601 penumpang serta ruang khusus bagi penyandang disabilitas.

Selain itu, kereta ini juga dilengkapi dengan gerbong restorasi atau dining car yang dapat dinikmati oleh setiap penumpang.

Baca juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah angkut empat juta penumpang

Proyek ini juga mencakup pembangunan infrastruktur modern, seperti jalur rel baru, stasiun canggih, dan sistem manajemen transportasi yang terintegrasi.

Jalur kereta ini diketahui membentang sepanjang 142 kilometer, melintasi empat stasiun utama: Halim (Jakarta), Karawang, Padalarang, dan Tegalluar (Bandung).

Kereta cepat Jakarta-Bandung diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian lokal dan nasional.

Pembangunan proyek ini telah menciptakan banyak lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan sektor konstruksi serta industri terkait.

Selain itu, kemudahan akses antara Jakarta dan Bandung diharapkan dapat meningkatkan pariwisata dan investasi di kedua kota.

Transportasi ini mengutamakan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan dan operasinya. Fokus utamanya pada penggunaan energi yang efisien dan minimnya emisi gas buang untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Peluncuran kereta cepat Jakarta-Bandung membuka peluang bagi pengembangan jaringan kereta cepat lebih lanjut di Indonesia.

Baca juga: Kereta cepat Whoosh telah layani 4 juta penumpang

Pemerintah berharap proyek ini dapat menjadi model bagi pengembangan transportasi cepat di wilayah lain, seperti jalur Jakarta-Surabaya yang sedang direncanakan.

Keberadaan kereta cepat Jakarta - Bandung mendapatkan sambutan yang antusias dari masyarakat. Banyak yang menganggap kereta cepat ini sebagai solusi untuk masalah kemacetan dan waktu tempuh yang lama.

Kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan langkah maju yang cukup besar dalam sejarah transportasi yang ada di Indonesia.

Dengan teknologi modern, efisiensi waktu, dan dampak ekonomi yang positif, proyek ini diharapkan menjadi tonggak penting menuju masa depan transportasi yang lebih baik dan terintegrasi di Indonesia.

Baca juga: Jalur KA cepat baru pangkas waktu tempuh antara kota-kota besar China

Baca juga: KCIC: Tingkat kepercayaan masyarakat pakai kereta cepat Whoosh tinggi

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra HarahapEditor: Suryanto Copyright © ANTARA 2024

Kereta api cepat Whoosh melintas di Bandung

Whoosh (singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat; sebelumnya dan juga dikenal sebagai Kereta Cepat Jakarta–Bandung)[1][2] adalah sistem kereta api berkecepatan tinggi pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.[3] Kereta api ini memiliki kecepatan operasional hingga 350 km/h dan memiliki relasi Tegalluar Summarecon—Halim.

Layanan kereta api berkecepatan tinggi ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China yang 60% sahamnya dipegang oleh PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia, sementara sisanya dipegang oleh China Railway International Co. Ltd. melalui Beijing Yawan HSR Co. Ltd.[4] Trase layanan ini adalah fase pertama dari serangkaian jalur di sistem kereta api berkecepatan tinggi di Pulau Jawa.

Jenama Whoosh diumumkan oleh Ketua Tim Panel Sayembara Desain Identitas Jenama Kereta Api Cepat Indonesia, Triawan Munaf, pada 21 September 2023. Nama Whoosh merupakan onomatope bahasa Inggris dari suara benda yang sedang melaju kencang, dalam hal ini adalah kereta cepat.[5][6] Nama ini juga merupakan akronim dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat.[7]

Logo Whoosh berasal dari hasil sayembara yang diikuti oleh perkumpulan perusahaan desain grafis. Sayembara ini diikuti oleh sepuluh kontestan dan diseleksi menjadi tiga finalis.[8] Logo yang terpilih diumumkan bersamaan dengan peresmian Whoosh pada 2 Oktober 2023.[9] Logo tersebut merupakan buatan studio desain Visious, terdiri atas logogram berbentuk huruf W yang menggambarkan efek lesatan kereta cepat dan tulisan Whoosh yang mengaplikasikan prinsip "huruf yang kokoh".[10]

Selain penjenamaan berupa logo dan warna, KCIC juga meluncurkan jenama audio berupa jargon yang diucapkan setelah pengumuman di dalam kereta api, yakni "Whoosh, whoosh, whoosh, yes!".[11]

Presiden Joko Widodo mengesahkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 sebagai sebuah Proyek Strategis Nasional.[12] Pada 21 Januari 2016, Jokowi meletakkan batu pertama konstruksi di kawasan Perkebunan Teh Walini milik PTPN VIII. Estimasi pembiayaan proses konstruksi ini mencapai Rp70 triliun.[13]

Pada tahun 2017, di Kota Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, ditandatangani Facility Agreement Pembiayaan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat, yang disaksikan langsung oleh Presiden Jokowi dan Presiden RRT Xi Jinping.[12] Budi Karya Sumadi selaku Menteri Perhubungan mengingatkan kepada perusahaan kontraktor agar segera mempercepat proses konstruksi. Menurutnya, pembebasan lahan menjadi masalah terhambatnya pembangunan infrastruktur, dan ia tidak mengharuskan pembebasan lahan rampung 100%. Kendati demikian, pembebasan lahan masih menjadi prasyarat yang harus dipenuhi agar pinjaman yang diberikan oleh China Development Bank dapat segera cair.[14]

Trase yang ditetapkan adalah rute Jakarta–Bandung sejauh 142,3 km[15], dan didukung empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. Setiap stasiun akan dilengkapi fasilitas untuk mendukung pembangunan berorientasi transit (TOD) di sekitar stasiun. Terkait dengan rencana stasiun baru ini, Walini akan diproyeksikan sebagai sebuah kota terencana baru yang akan menjadi penyangga wilayah Bandung Raya. Proyek ini diproyeksikan akan menyerap 39.000 tenaga kerja saat proses konstruksi, 20.000 tenaga kerja saat proses pembangunan TOD, dan 28.000 tenaga kerja setelah operasi. Untuk mendukung operasional, KCIC akan menghadirkan 11 set kereta cepat dengan 8 kereta per rangkaian.[16]

Proyek ini tidak selalu berjalan mulus. Estimasi biaya yang ditetapkan oleh KCIC semula berkisar US$6,1 miliar, tetapi pada November 2020, KCIC memperkirakan ada pembengkakan sehingga menjadi US$8,6 miliar, dan dari pihak manajemen mampu menekan biaya menjadi sebesar US$8 miliar. Kementerian BUMN mengatakan bahwa pembengkakan biaya ini akan ditutup dengan pendanaan dari konsorsium pemegang saham serta pinjaman. Konsorsium tersebut akan menanggung 25% cost overrun yang berasal dari penyertaan modal negara yang masuk ke PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp4 triliun dan Tiongkok akan urun sebesar Rp3 triliun. Sebesar 75% sisanya berasal dari pinjaman.[17]

Pada tanggal 18 Oktober 2021, KCIC menyatakan bahwa Stasiun Walini yang semula dimasukkan dalam daftar stasiun mereka, dicoret dari daftar stasiun, terkait dengan efisiensi biaya. Oleh karena itu, mereka akan memilih menggeser stasiun tersebut ke Padalarang untuk alasan integrasi moda.[18]

Pada 18 Mei 2023, KCIC resmi memulai uji coba perdana jalur kereta cepat Jakarta–Bandung. Jalur KCIC dialiri listrik dengan tegangan 27,5 kV AC.[19] Pada tanggal 16 September, KCIC mulai membuka uji coba perdana gratis bagi masyarakat umum hingga tanggal 30 September.[20]

Pada 6 Mei 2016, Direktur Utama KCIC saat itu, Hanggoro Budi Wiryawan, menetapkan trase Jakarta–Bandung untuk jalur KCIC. Menurutnya, rute tersebut memiliki daya beli yang sangat memungkinkan untuk membeli tiket kereta cepat. Menurut Wiryawan, Bandung merupakan tempat yang cukup potensial untuk dikembangkan dalam sektor perdagangan dan pariwisata. Dengan penetapan trase tersebut, bisnis KCIC tidak hanya sebatas mengandalkan kereta cepatnya, tetapi juga pengembangan kawasan di sekitar stasiun yang akan disinggahi layanan KCIC.[21]

Jalur ini didukung 13 terowongan dan dibangun menggunakan konstruksi layang dengan panjang 60% dari total panjang jalur (142,3 km). Sisanya menggunakan at grade, khususnya pada segmen-segmen yang akan melalui terowongan hingga akhirnya sampai di Bandung.[22][23]

Jalur Whoosh memiliki lebar sepur 1.435 mm (4 ft 8+1⁄2 in) dan awalnya didukung dengan listrik aliran atas bertegangan 25 kV AC. Jalur ini sudah dibuat ganda sejak pembangunannya pertama kali.[24] Saat proses uji coba pada 18 Mei 2023, tegangan listrik diubah menjadi 27,5 kV AC. Empat gardu traksi LAA ditempatkan di Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar.[25]

Bakal pelanting yang digunakan oleh Whoosh adalah kereta rel listrik (KRL) KCIC400AF. KCIC400AF sendiri merupakan varian kereta cepat yang dibuat berbasis Fuxing CR400AF yang diproduksi oleh CRRC Qingdao Sifang, sebuah perusahaan manufaktur bakal pelanting asal Tiongkok. Kereta rel listrik KCIC400AF mampu melaju dengan kecepatan tinggi maksimal hingga 420 km/h (261 mph). Kereta ini dibuat dengan desain unik khas Indonesia dengan eksterior menyerupai moncong komodo dan interior dihiasi Batik Megamendung dari Cirebon, sehingga kereta ini dijuluki "Komodo Merah" (Red Komodo). Rangkaian kereta cepat KCIC400AF dirancang dengan minim kebisingan dan getaran, tahan api, banjir, dan gempa bumi, serta tahan terhadap serangan objek asing..[26]

Selain mengoperasikan 10 Trainset kereta cepat, KCIC juga mengoperasikan 1 Trainset kereta inspeksi. Pengiriman armada dimulai pada Agustus 2022 dan tiba di Indonesia pada akhir Agustus.[27]

Lokomotif Diesel Elektrik DF4D (Penomoran Lokomotif di Indonesia: CC 207 23 01) juga didatangkan dari Tiongkok yang digunakan untuk lokomotif penolong saat mengalami kendala pada pengoperasian EMU KCIC400AF lintas KCJB, sedangkan Lokomotif DF4B yang sudah selesai pembangunan proyek kereta cepat ini sudah dikembalikan ke asal negara Tiongkok, lokomotif ini aslinya milik China Railway.[28]

Menurut Joni Martinus, VP Public Relations KAI, tarif yang akan ditetapkan berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Namun Martinus beranggapan bahwa tarif tersebut masih dikaji di berbagai aspek.[27] Pada tanggal 14 Oktober 2023 tarif kereta cepat ditetapkan. Tarif awal yang dikenakan sebesar Rp150.000 sebagai tarif promo pada masa awal pengoperasian.[29] Tarif ini untuk kelas ekonomi premium pada relasi perjalanan dari Stasiun Halim hingga Stasiun Tegalluar dan sudah termasuk tiket kereta feeder saat pengguna kereta cepat melakukan transit di stasiun Padalarang menuju stasiun Bandung (pusat Kota Bandung).[30]

Pemesanan tiket yang saat ini tersedia untuk Whoosh adalah melalui situs resmi KCIC (ticket.kcic.co.id), aplikasi Whoosh yang dikembangkan sendiri oleh KCIC, Access by KAI, serta aplikasi perbankan digital.[31] Sistem boarding yang digunakan oleh KCIC adalah menggunakan pemindaian kode QR ke mesin gate yang terpasang di pintu keberangkatan stasiun. Sistem ini otomatis akan ditutup 5 menit sebelum keberangkatan sehingga tiket yang dipegang dapat hangus jika penumpang terlambat datang.[32]

Pada 30 Mei 2024, KCIC meluncurkan kartu tiket berganda bernama Frequent Whoosher Card seharga Rp1.750.000 yang dapat ditukarkan dengan tiket kelas Ekonomi Premium hingga 10 kali. Kartu ini tidak dapat ditukarkan oleh selain pemilik, dan berlaku 30 hari sejak tanggal pembelian.[33][34]

Ignasius Jonan, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan, pernah mengkritik proyek ini karena bermacam-macam faktor. Secara teknis Jonan mengatakan bahwa jarak 150 km saja (yakni, rute Jakarta–Bandung), tidak membutuhkan kereta cepat, seraya mengatakan bahwa interval tiap stasiun adalah 8 menit setiap perjalanan, jika yang dibangun berjumlah 5 stasiun. "Kalau delapan menit, apa bisa delapan menit itu dari velositas 0 km per jam sampai 300 km per jam?" Secara ideal, Jonan pun mengatakan bahwa kereta cepat idealnya memiliki jarak yang cukup jauh, seperti rute Jakarta–Surabaya. Pada dasarnya ia juga menuturkan bahwa Kementerian Perhubungan tidak mempersulit perizinan proyek ini, asalkan seluruh persyaratannya dipenuhi, termasuk masa konsesi 50 tahun setelah penandatanganan kesepakatan, bukan dihitung dari hari pertama operasional. Ia tidak menginginkan kasus Jakarta Eco Transport terulang lagi, dan mengancam akan mencabut izin jika proyek berhenti di tengah jalan.[35]

Kala itu, program KCIC tidak masuk dalam daftar proyek Kemenhub. Saat pemerintah pusat memilih konsorsium Tiongkok untuk menggarap proyek, Ia juga tidak dilibatkan.[3] Pada pertengahan 2014, dalam sebuah acara di Universitas Binus, Jonan menganggap proyek tersebut tidak berkeadilan.[35] Namun Ia mendukung proyek kereta cepat hingga Surabaya.[36]

Akibat dari pembengkakan biaya pada 2021, Presiden mengesahkan Perpres No. 93 Tahun 2021. Untuk melaksanakan perpres tersebut, Pemerintah Pusat membentuk Komite Kereta Cepat Jakarta–Bandung, yang dipimpin langsung oleh Menko Marinves Luhut Binsar Panjaitan. Selain itu kepemimpinan konsorsium di dalam PSBI dialihkan dari Wijaya Karya (Wika) ke KAI. Pada 1 November 2021, pemerintah mengeluarkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,4 Triliun untuk mengatasi pembengkakan biaya yang dialami KCIC.[37][38]

Setelah KCIC mendapatkan PMN, Presiden Jokowi dianggap mengingkari janji oleh media massa dan sebagian masyarakat. Pasalnya, KCIC adalah proyek bisnis-ke-bisnis sehingga skema pembiayaannya tidak menggunakan APBN. Namun pemerintah beralasan PMN tersebut dilakukan karena situasi yang masih berada dalam pandemi Covid-19, terganggunya arus kas para anggota konsorsium, perubahan desain dan kondisi geografi di proyek, serta melambungnya harga tanah per meter persegi.[37][39]

Pada kenyataannya, pembengkakan biaya pada proyek transportasi berbasis rel selalu terjadi.[40][41] Namun, proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung pada akhirnya memiliki biaya konstruksi per kilometer yang jauh lebih rendah dibandingkan MRT Jakarta.[42][43]

Pada 22 Oktober 2019, terjadi kebakaran di pinggir Jalan Tol Purwakarta–Bandung–Cileunyi KM 130 yang diduga akibat kebocoran pipa Pertamina, setelah pengawas keselamatan kerja mengabaikan informasi bahwa terdapat jaringan pipa Pertamina pada lokasi proyek.[44]

Saat curah hujan tinggi pada Januari 2020, material proyek pembangunan KCJB terbukti menyumbat drainase hingga memicu terjadinya banjir di Jalan Tol Jakarta–Cikampek.[44]

Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) Kementerian PUPR sempat meminta penghentian sementara proyek KCIC pada 2 Maret 2020 hingga 2 minggu, sebagai upaya memperbaiki Standar Operasional Prosedur (SOP) di lokasi proyek.[45]

Pada tanggal 2 Juni 2021, dilakukan peledakan Gunung Bohong untuk pembangunan terowongan. Peledakan ini menyebabkan sejumlah rumah milik warga rusak parah.[46]

Pada tanggal 18 Desember 2022, pukul 17.00, satu unit lokomotif DF4B mengalami anjlok di Cempakamekar, Padalarang, Bandung Barat. Lokomotif anjlok hingga sejauh 200 meter dari ujung rel kemudian menabrak Mesin Pemasang Bantalan berwarna kuning. Lima orang terluka dalam peristiwa ini, sementara dua pekerja asal Tiongkok tewas.[47]

TEMPO.CO, Jakarta - Kereta KRL atau Commuter Line umumnya tidak beroperasi selama 24 jam. Jadi, akan lebih baik jika Anda mengetahui jam berapa saja kereta dari Bogor ke Jakarta agar tidak tertinggal.

Untuk mengetahui jadwal kereta, Anda bisa melihat di KRL Acces yang diunduh terlebih dulu di ponsel. Biasanya, jadwal yang ada di aplikasi tersebut berlaku real time. Selain dari aplikasi, Anda juga bisa melihat di website resmi KRL Commuter, atau juga melihat waktu di papan yang disediakan di setiap stasiun dan bertanya pada petugas.

Keberangkatan dari Stasiun Tugu

– Pukul 04.20 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 05.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.04 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 07.25 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 07.47 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 09.30 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 11.45 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 12.34 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 14.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 16.02 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 18.30 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 20.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 20.35 WIB (YIA Xpress)

Itulah informasi jadwal Kereta Bandara dari YIA ke Stasiun Tugu Jogja.

Jadwal Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu

– Pukul 04.20 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 05.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.04 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 07.25 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 07.47 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 09.30 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 11.45 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 12.34 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 14.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 16.02 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 18.30 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 20.15 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 20.35 WIB (YIA Xpress)

Demikianlah informasi jadwal KA Bandara YIA terakhir jam berapa serta jadwal lengkapnya. Calon penumpang bisa membeli tiket kereta melalui aplikasi Access by KAI laman resmi Railink, atau Vending Machine di stasiun keberangkatan.

SERAYUNEWS – Informasi jadwal kereta Bandara dari YIA ke Stasiun Tugu Jogja. Kereta bandara ini menjadi salah satu pilihan transportasi yang cepat dan mudah diakses oleh masyarakat.

Kereta ini berangkat dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju ke Stasiun Tugu Jogja pulang pergi (PP). KA Bandara YIA beroperasi setiap hari untuk melayani penumpang pesawat dari YIA menuju ke Wates ataupun Kota Jogja.

Demikian juga sebaliknya dari Kota Jogja (Stasiun Tugu) menuju ke bandara di Kulonprogo.

Jadwal kereta dari Bogor ke Jakarta

Berikut ini adalah jadwal kereta terakhir dari Bogor ke Jakarta yang dilansir dari laman resmi KAI Commuter:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

- No Kereta 4413  dari Bogor (20.06) sampai Jakarta (21.41)

- No Kereta 4421  dari Bogor (20.26) sampai Jakarta (22.03)

- No Kereta 4425  dari Bogor (20.40) sampai Jakarta (22.16)

- No Kereta 4427  dari Bogor (20.49) sampai Jakarta (22.25)

- No Kereta 4431 dari Bogor (21.01) sampai Jakarta (23.37)

- No Kereta 4433  dari Bogor (21.06) sampai Jakarta (22.42)

- No Kereta 4439 dari Bogor (21.22) sampai Jakarta (22.57)

- No Kereta 4441  dari Bogor (21.27) sampai Jakarta (23.02)

- No Kereta 4449  dari Bogor (21.53) sampai Jakarta (23.27)

- No Kereta KA/DI 4465 dari Bogor (22.45) sampai Jakarta (00.16)

VIVIA AGARTHA F | AWALIA RAMADHANI

TEMPO.CO, Jakarta - Mode transportasi kereta atau Commuter Line sering kali menjadi pilihan untuk pergi ke Bogor dari Jakarta. Namun transportasi ini tidak beroperasi selama 24 jam penuh. Oleh karenanya, untuk Anda yang ingin pergi dari Jakarta ke Bogor, perlu mengecek jam berapa saja kereta berangkat hingga jadwal kereta terakhir.

Jadwal tersebut bisa dilihat melalui KRL Access yang bisa diunduh terlebih dulu atau juga bisa melihat secara langsung melalui website KRL Commuter Line.

Berapa Lama Naik Kereta Bandara YIA?

Sebagai informasi ada 2 pilihan kereta, yakni Reguler dan Xpress. Kereta Xpress hanya langsung rute YIA-Stasiun Tugu (PP) tanpa berhenti di Stasiun Wates.

Waktu tempuh kereta Xpress ini hanya 35 menit. Lebih cepat daripada kereta Reguler. Sedangkan rute kereta YIA Reguler dari YIA-Stasiun Wates-Stasiun Tugu (PP). Waktu perjalanannya sekitar 40 menit.

Harga tiketnya lebih murah dibandingkan Xpress, yakni Rp20.000. Khusus perjalanan Stasiun Tugu-Stasiun Wates dan sebaliknya hanya membayar Rp10.000.

Adapun harga tiket kereta Bandara YIA Xpress adalah Rp50.000. Salah satu keuntungan naik kereta Xpress bisa memilih nomor kursi.

Kereta YIA Xpress dan Reguler memiliki rangkaian masing-masing. Dengan begitu, memiliki jadwal keberangkatan yang berbeda. Anda perlu mencermati jadwal KA Bandara YIA.

Anda bisa membeli tiket kereta melalui vending machine yang tersedia di stasiun keberangkatan. Apabila tidak mau kehabisan tiket kereta bisa beli secara online melalui laman Railink, Access by KAI, atau aplikasi KA Bandara.

Jadwal Kereta dari Bandara YIA ke Stasiun Tugu

– Pukul 05.12 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.35 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.54 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 08.42 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 10.12 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 10.29 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 12.10 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 13.29 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 15.14 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 17.41 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 19.35 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 21.00 WIB (YIA Xpress)

Jadwal Kereta Bandara YIA

Sebelum melakukan perjalanan naik kereta Bandara YIA Xpress atau Reguler bisa cek jadwal selengkapnya berikut ini:

Jadwal Kereta dari Jakarta ke Bogor

Berikut ini adalah jadwal kereta terakhir Jakarta ke Bogor yang dilansir dari laman resmi KAI Commuter:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

- No Kereta 4392 Jakarta (20.55) sampai Bogor (22.29) weekdays only

- No Kereta 4396 Jakarta (21.06) sampai Bogor (22.39)

- No Kereta 4400 Jakarta (21.13) sampai Bogor (22.54)

- No Kereta 4402 Jakarta (21.22) sampai Bogor (23.02) weekdays only

- No Kereta 4404 Jakarta (21.27) sampai Bogor (23.07)

- No Kereta 4406 Jakarta (21.34) sampai Bogor (23.15)

- No Kereta 4408 Jakarta (21.38) sampai Bogor (23.20)

- No Kereta 4412 Jakarta (21.50) sampai Bogor (23.32)

- No Kereta 4414 Jakarta (22.03) sampai Bogor (23.41)

- No Kereta 4422 Jakarta (22.13) sampai Bogor (23.50)

- No Kereta 4426 Jakarta (22.26) sampai Bogor (23.59)

- No Kereta 4428 Jakarta (22.34) sampai Bogor (00.08)

- No Kereta 4434 Jakarta (22.59) sampai Bogor (00.33)

- No Kereta 4442 Jakarta (23.23) sampai Bogor (00.56)

- No Kereta 4450 Jakarta (23.43) sampai Bogor (01.19)

VIVIA AGARTHA F | AWALIA RAMADHANI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

SERAYUNEWS – Kereta Bandara YIA ke Tugu bisa dicermati pada artikel ini. Kereta Api Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) merupakan salah satu pilihan transportasi umum yang memudahkan penumpang pesawat.

KA Bandara YIA melayani rute ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Kereta ini beroperasi setiap hari dari pagi sampai malam.

Tersedia dua pilihan kereta, yakni Reguler dan Xpress. Jika mau berhenti di Stasiun Wates bisa memilih kereta Reguler.

Harga tiketnya mulai Rp10.000 hingga Rp50.000 per orang. Waktu tempuh naik KA Bandara YIA ini terbilang cepat, yakni sekitar 35 menit.

Jadwal kereta dari YIA ke Tugu mulai dari pukul 05.12 WIB dan paling malam 21.25 WIB.

Jam Keberangkatan Kereta dari YIA ke Stasiun Tugu

– Pukul 05.12 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.35 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 06.54 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 08.42 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 10.12 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 10.29 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 12.10 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 13.29 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 15.14 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 17.41 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 19.35 WIB (YIA Xpress)

– Pukul 21.00 WIB (YIA Xpress)

Jam berapa kereta terakhir Jakarta ke Bogor

Jadwal terakhir kereta api tujuan Jakarta ke Bogor yaitu berangkat dari pukul 23.23 (kereta 4442) dan 23.45 (kereta 4450) dari Stasiun Jakarta Kota. Pastikan untuk mengingat jadwal kereta terakhir ini agar tidak tertinggal, atau bisa juga dengan mengecek secara berkala laman resmi KAI Commuter untuk melihat jadwal keberangkatan kereta lainnya.